Jumat, 29 April 2011

outbound malang - Sahrul, siswa SMP Negeri 116 Kelas 9C, Paku Jaya, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel) dilaporkan orangtuanya telah diculik orang tak dikenal. Orangtua Sahrul diberitahu teman anaknya yang lolos dari penculikan tersebut.

"Iya, tadi pagi pukul 10.00 ada orangtua murid ke sini. outbound malang Katanya anaknya diculik. Orangtuanya juga sudah melaporkan ini ke polisi," ujar salah seorang siswa SMP 116 yang tidak mau disebutkan namanya, Jumat (29/4/2011)

Orangtua Sahrul itu menceritakan kepada wali kelasnya, mengenai kepergian Sahrul. Meski kelas 9 memang sedang libur, Sahrul izin kepada orangtuanya outbound malang untuk bermain futsal di sekolahnya.

Ternyata, Sahrul tidak main futsal di sekolah, melainkan pergi ke pasar buah segar di sekitar perumahan Alam Sutera yang memang berdekatan dengan sekolah Sahrul.

Senin, 25 April 2011

Bujukan Petugas SPBU Takkan Mempan Bikin Konsumen Lirik Pertamax

by: Outbound di malang
Rencana pemerintah menekan konsumsi BBM bersubsidi melalui tindakan bersifat persuasif oleh Petugas SPBU dinilai tidak akan 100% efektif membujuk konsumen beralih ke Pertamax cs.

Demikian disampaikan oleh Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas), Eri Purnomo Hadi ketika dihubungi detikFinance, Jakarta, Selasa (26/4/2011). Outbound malang

"Dari sisi persuasi, itu (program pelatihan petugas SPBU) nggak akan 100% efektif berhasil," terangnya.

Ia menegaskan, sulitnya keberhasilan 'Program Pertamaxisasi' itu disebabkan karena harga BBM non subsidi tersebut saat ini sangat mahal yakni di Jakarta bisa mencapai Rp 8.700 per liter. Bandingkan dengan harga BBM bersubsidi jenis premium yang hanya RP 4.500 per liter. Outbound Training  Malang

"Ya itu kan antara mendorong orang untuk membeli Pertamax, tapi di sisi lain, harga Pertamax masih tinggi. Itu agak susah itu," jelas Eri.

Eri menambahkan, hal tersebut sepenuhnya pun dikembalikan kepada kesadaran konsumen, dimana masing-masing konsumen memiliki interest tersendiri.

"Kita dari pihak SPBU jalani saja, itu kan juga tidak menambah biaya atau pun effort tertentu dari adanya pelatihan tersebut. Jadi itu normatif saja, itu cara marketing yang kebanyakan dilakukan korporasi," ungkap Eri.Outbound Training 
Saat ditanya mengenai tindakan apa yang paling efektif untuk menekan konsumsi BBM bersubsidi, Eri mengatakan bahwa satu-satunya jalan adalah dengan menaikkan harga.

"Memang susah (melalui pelatihan petugas SPBU), paling efektif ya menaikkan harga (BBM bersubsidi). Tapi kalau program pelatihan ini dicoba ke SPBU tidak masalah. Itu dari segi pelatihan justru bagus dan baik untuk menambah refreshment petugas," katanya.

Sekali lagi Eri menambahkan, masalah efektifitas yang ditimbulkan melalui program Pertamaxisasi yang bersifat persuasif ini tidak akan bisa mencapai 100%. Apalagi ketika didukung dengan tingginya harga Pertamax (BBM Non Subsidi) sementara daya beli konsumen tidak meningkat.

"Ini susah, karena tidak dibarengi dengan daya beli yang meningkat," tuturnya.

Seperti diketahui, Pemerintah melalui Kementerian ESDM mengadakan pelatihan kepada para petugas SPBU di wilayah Jakarta. Pelatihan dilakukan untuk mengarahkan masyarakat mampu untuk tak membeli BBM subsidi.

Pelatihan dilaksanakan di Hotel Oasis Amir, Jakarta, Senin (25/4/2011). Ini dihadiri oleh perwakilan SPBU-SPBU di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Acara dihadiri oleh Dirjen Migas Evita Legowo dan Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Djaelani Sutomo. Rafting Kasembon

Kemudian, pelatihan yang dilakukan berupa pengarahan pelaksanaa pelatihan tenaga penyuluh lapangan pengaturan BBM bersubsidi bagi supervisor, melaksanakan kebijakan pengaturan BBM bersubsidi, menjalankan teknik persuasif kepada konsumen, implementasi komunikasi dengan konsumen, hingga pengetahuan teknis terhadap produk.

Secara keseluruhan, pemerintah berencana laksanakan pelatihan ini untuk sebanyak 22 angkatan masing-masing sekitar 100 peserta yang terdiri dari supervisor SPBU dan aparatur pemerintah daerah dari wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, hingga Sumatera.

Selasa, 05 April 2011

nolimitSeperti kita ketahui, UU No 10/2008 membuat ambang batas sedikitnya 2,5% suara nasional agar partai peserta pemilu disertakan dalam penghitungan perolehan kursi DPR. Artinya, hanya partai yang meraih sedikitnya 2,5% suara nasional yang bisa meraih kursi DPR. Namun ketentuan ini tidak berlaku bagi pemilihan anggota DPR provinsi dan DPRD kabupaten/kota.

Hasilnya efektif, hanya 9 partai yang masuk DPR: Partai Demokrat (PD), Partai Golkar (PG), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Keadilan dan Kesejahteraan (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Bandingkan dengan Pemilu 1999 yang menghasilkan 21 partai, Pemilu 2004 yang menghasilkan 16 partai.nolimit